Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan Khalifah yang miskin di antara rakyatnya yang kaya raya. Sebelumnya Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan orang yang tersohor akan kekayaannya karena berasal dari kepemimpinan kepemimpinan dari harta ayahnya. Suatu saat Khalifah diangkat menjadi pemimpin di negaranya Ia pun menanyai sang istri yaitu Fatimah dengan pertanyaan jikalau Adinda perkenan maka Adinda memilih harta atau memilih suamimu ini sebagai pendamping hidupmu, istrinya pun berkata wahai suamiku maka yang aku pilih adalah engkau walaupun tidak bergelimbang harta. Baiklah jikalau begitu izinkanlah perkenankanlah aku besok diangkat menjadi khalifah pemimpin di negeri ini tetapi harta yang ada pada diri kita akan kita sedekahkan kepada Baitul Mal, setelah itu berubah 180 derajat sang khalifah menjadi orang yang miskin diantara rakyat-rakyatnya. Suatu saat ada seorang perempuan yang masih muda berasal dari negara Aleppo di Suriah ia ingin bertemu dengan seorang khalifah yang bernama Umar bin Abdul Aziz kemudian yang membawa 8 anaknya untuk meminta agar diberi harta di dalam mengasuh atau mengasuhkan anaknya. Bertemulah perempuan itu dengan seseorang di pinggiran kota dan bertanya kepada seorang itu wahai laki-laki Tahukah Engkau rumah daripada Khalifah Umar bin Abdul Aziz? Sang Perempuan bertanya, Ya saya tahu, apakah engkau mau menemuinya? bertanya balik kepada perempuan itu, ia mengatakan Iya saya ingin bertemu langsung dengan Khalifah pemimpin dari negara ini. Kalau begitu antarkan saya ke rumah sang khalifah. Begitu diantarkan di depan rumah sang khalifah, mengetuk pintu lah laki-laki tersebut dan meminta izin kepada seorang perempuan yang bernama Fatimah. Wahai Fatimah ini ada orang yang ingin bertemu dengan engkau dan juga ingin bertemu dengan suamimu, Apakah kamu berkenan untuk memberikannya masuk dan mengizinkannya masuk? tanya seorang laki-laki itu. Fatimah pun menjawab, Ya silahkan.. persilahkan dia masuk ke rumah kami kemudian dia masuk dengan membawa 8 anaknya dan bertanya kepada Fatimah, wahai Fatimah Apa yang kau lakukan? Seperti yang kau ketahui Aku adalah seorang penjahit kemudian bertanya seorang perempuan itu lantas di mana Umar bin Abdul Aziz itu sang khalifah pemimpin dari negeri ini? kemudian Fatimah pun menunjuk seorang laki-laki yang sedang membuat tempat air dari tanah atau yang sering disebut dengan "gentong". Apakah itu Khalifah Umar bin Abdul Aziz? bertanya Sang Perempuan itu. Fatimah pun menjawab, iya dia adalah pemimpin dari negeri ini. Bukankah pemimpin dari negeri ini adalah sosok raja yang kaya raya? bertanya Sang Perempuan itu dan dijawab lah oleh Fatimah Iya memang dulu kaya raya, Tetapi semenjak ia menjadi seorang Khalifah seluruh hartanya Ia berikan ke Baitul Mal dan Iya lebih hidup sederhana. Setelah itu menangislah perempuan itu karena terharu melihat Umar bin Abdul Aziz yang konon merupakan raja yang kaya raya tetapi karena kehati-hatiannya ia meninggalkan seluruh hartanya. Kemudian sang perempuan bertanya kepada sang khalifah wahai Khalifah berikanlah aku kebijaksanaan agar aku dapat mengasuh 8 anakku ini karena semenjak kelahiran anakku yang ke-8 suamiku telah meninggal dunia dan anak-anak pun menjadi anak yang yatim, kemudian Khalifah Umar bin Abdul Aziz menjawabnya iya anakmu yang pertama akan kami asuhkan dengan uang negara! menjawab lah seorang perempuan itu "Alhamdulillah" kemudian anakku yang kedua? kembali bertanya si perempuan itu, Iya anakmu yang kedua akan diasuh oleh negara kemudian anakku yang ketiga Iya anakmu yang ketiga akan diasuh oleh negara kemudian anakku yang ke-4 iya anakmu yang keempat akan diasuh oleh negara kemudian anakku yang kelima, keenam, ketujuh Iya anakmu yang kelima dan ke-6 dan ke-7 itu akan diasuh oleh negara mengucapkanlah hamdalah karena lega seluruh anaknya diasuh oleh negara tetapi ingat jawab sang khalifah bahwasanya anakmu yang ke-8 itu asuhlah dengan baik, berikanlah makanan yang baik dan ketika kamu tetap tidak mampu maka berikanlah kepada aku dan aku pun akan memasukkannya dengan uang negara begitu bijak sang khalifah dan begitu hati-hati mempergunakan uang-uang negara tersebut untuk memakmurkan rakyatnya.
(Kisah dikutip dari Kitab al Qirtas Karya al Habib Ali bin Hasan al Attas Juz 2)