Lumebere Rahmat Gusti

 




Kepareng matur wonten ngarso panjenengan sami, mugi kawilujengan rahmat saha berkahing gusti Allah kang murbeng dumadi lumeber panjenengan sedaya wonten ri kalenggahan menika dalem badhe matur nderek langkung nyuwun agungipun pangaksami dalem kumowantun miyos ing sak ngajengi panjenengan sedaya. Mugi-mugi idzin palilah panjenengan pikantuk piwales ingkang sak langkungipun murwat saking ngersaning gusti Allah. Matur sembah nuwun


Kisah Khalifah Umar bin Abdul Aziz


 Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan Khalifah yang miskin di antara rakyatnya yang kaya raya. Sebelumnya Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan orang yang tersohor akan kekayaannya karena berasal dari kepemimpinan kepemimpinan dari harta ayahnya. Suatu saat Khalifah diangkat menjadi pemimpin di negaranya Ia pun menanyai sang istri yaitu Fatimah dengan pertanyaan jikalau Adinda perkenan maka Adinda memilih harta atau memilih suamimu ini sebagai pendamping hidupmu,  istrinya pun berkata wahai suamiku maka yang aku pilih adalah engkau walaupun tidak bergelimbang harta. Baiklah jikalau begitu izinkanlah perkenankanlah aku besok diangkat menjadi khalifah pemimpin di negeri ini tetapi harta yang ada pada diri kita akan kita sedekahkan kepada Baitul Mal, setelah itu berubah 180 derajat sang khalifah menjadi orang yang miskin diantara rakyat-rakyatnya.  Suatu saat ada seorang perempuan yang masih muda berasal dari negara Aleppo di Suriah ia ingin bertemu dengan seorang khalifah yang bernama Umar bin Abdul Aziz kemudian yang membawa 8 anaknya untuk meminta agar diberi harta di dalam mengasuh atau mengasuhkan anaknya. Bertemulah perempuan itu dengan seseorang di pinggiran kota dan bertanya kepada seorang itu wahai laki-laki Tahukah Engkau rumah daripada Khalifah Umar bin Abdul Aziz? Sang Perempuan bertanya, Ya saya tahu, apakah engkau mau menemuinya? bertanya balik kepada perempuan itu, ia mengatakan Iya saya ingin bertemu langsung dengan Khalifah pemimpin dari negara ini. Kalau begitu antarkan saya ke rumah sang khalifah. Begitu diantarkan di depan rumah sang khalifah, mengetuk pintu lah laki-laki tersebut dan meminta izin kepada seorang perempuan yang bernama Fatimah. Wahai Fatimah ini ada orang yang ingin bertemu dengan engkau dan juga ingin bertemu dengan suamimu, Apakah kamu berkenan untuk memberikannya masuk dan mengizinkannya masuk? tanya seorang laki-laki itu. Fatimah pun menjawab, Ya silahkan.. persilahkan dia masuk ke rumah kami kemudian dia masuk dengan membawa 8 anaknya dan bertanya kepada Fatimah, wahai Fatimah Apa yang kau lakukan? Seperti yang kau ketahui Aku adalah seorang penjahit kemudian bertanya seorang perempuan itu lantas di mana Umar bin Abdul Aziz itu sang khalifah pemimpin dari negeri ini? kemudian Fatimah pun menunjuk seorang laki-laki yang sedang membuat tempat air dari tanah atau yang sering disebut dengan "gentong".  Apakah itu Khalifah Umar bin Abdul Aziz? bertanya Sang Perempuan itu. Fatimah pun menjawab, iya dia adalah pemimpin dari negeri ini. Bukankah pemimpin dari negeri ini adalah sosok raja yang kaya raya? bertanya Sang Perempuan itu dan dijawab lah oleh Fatimah Iya memang dulu kaya raya, Tetapi semenjak ia menjadi seorang Khalifah seluruh hartanya Ia berikan ke Baitul Mal dan Iya lebih hidup sederhana. Setelah itu menangislah perempuan itu karena terharu melihat Umar bin Abdul Aziz yang konon merupakan raja yang kaya raya tetapi karena kehati-hatiannya ia meninggalkan seluruh hartanya. Kemudian sang perempuan bertanya kepada sang khalifah wahai Khalifah berikanlah aku kebijaksanaan agar aku dapat mengasuh 8 anakku ini karena semenjak kelahiran anakku yang ke-8 suamiku telah meninggal dunia dan anak-anak pun menjadi anak yang yatim, kemudian Khalifah Umar bin Abdul Aziz menjawabnya iya anakmu yang pertama akan kami asuhkan dengan uang negara! menjawab lah seorang perempuan itu "Alhamdulillah" kemudian anakku yang kedua? kembali bertanya si perempuan itu, Iya anakmu yang kedua akan diasuh oleh negara kemudian anakku yang ketiga Iya anakmu yang ketiga akan diasuh oleh negara kemudian anakku yang ke-4 iya anakmu yang keempat akan diasuh oleh negara kemudian anakku yang kelima, keenam, ketujuh Iya anakmu yang kelima dan ke-6 dan ke-7 itu akan diasuh oleh negara mengucapkanlah hamdalah karena lega seluruh anaknya diasuh oleh negara tetapi ingat jawab sang khalifah bahwasanya anakmu yang ke-8 itu asuhlah dengan baik, berikanlah makanan yang baik dan ketika kamu tetap tidak mampu maka berikanlah kepada aku dan aku pun akan memasukkannya dengan uang negara begitu bijak sang khalifah dan begitu hati-hati mempergunakan uang-uang negara tersebut untuk memakmurkan rakyatnya.
(Kisah dikutip dari Kitab al Qirtas Karya al Habib Ali bin Hasan al Attas Juz 2)


METODE EPHEMERIS

Berdasarkan keterangan dari Nabi, untuk menentukan datangnya bulan Hijrah, khususnya bulan Ramadhan dan Syawal, dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara, yakni: 

  1. Melihat hilal (ru'yatul hilal);
  2. Mengakhiri akhir bulan yang dimaksud (ikmal);
  3. Menentukan keberadaan hilal (dengan ilmu numerologi/falak).

Hanya saja cara ketiga ini masih diperdebatkan oleh Fuqaha'. Meskipun penggunaan ilmu Falak untuk menentukan  awal bulan Hijriah masih kontroversial keabsahannya, namun diakui bermanfaat atau tidaknya ilmu Falak  dalam kegiatan rukyah. Sebagaimana kita ketahui, Hilal adalah benda langit yang  kecil; walaupun langitnya sangat luas,  dengan  bantuan Ilmu Falak setidaknya arah ruqah kita lebih terarah. Mengingat pentingnya ilmu Falak dalam membantu kita melaksanakan rukyah.

Khoirul Anwar, S.H.I., M.H.

Sekretaris LFNU Kabupaten Malang yang juga Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang serta Dosen tetap STAI Nahdlatul Ulama Malang

Untuk Mengunduh metode Ephemeris Excel silahkan buka link ini:

https://docs.google.com/spreadsheets/d/1arW6Tp0NguTPuUzGCLK28s8A-U7oI1uT/edit?usp=drive_link&ouid=116216981186002564811&rtpof=true&sd=true 

Untuk Mengunduh Data Matahari silahkan buka link ini:

https://docs.google.com/spreadsheets/d/13pU7ckV79xp_9JL2pMfy_akXCRuXk7e_/edit?usp=sharing&ouid=116216981186002564811&rtpof=true&sd=true 

Arah Kiblat

Menghadap kiblat adalah termasuk salah satu syarat sahnya salat kecuali dalam dua keadaan, yaitu pada saat sangat ketakutan dan salat Sunnah...