Arah Kiblat

Oleh: Khoirul Anwar, S. HI., M.H

 

1.     Historitas

Sholat menghadap ke arah Ka'bah disyariatkan pada tahun kedua setelah hijrah, sebelumnya menghadap ke Baitul Maqdis, Palestina. Selama di Madinah, Rosululloh, sholat menghadap Baitul Maqdis kurang lebih 16 bulan, kemudian menghadap Ka'bah pada hari Senin 17 Rojab tahun kedua hijrah. Saat itu Rosululloh sholat di masjid Bani Salamah (Masjid Qiblatain).

 

2.     Hukum Menghadap Kiblat

Para ulama’ sepakat bahwa salah satu syarat sahnya shalat adalah harus menghadap kiblat, hal ini berdasarkan Q.S al Baqarah 150:

وَمِنۡ حَيۡثُ خَرَجۡتَ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ

Dan dari mana saja kamu (keluar), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.

 

Al Hadis:

 

عن أنس أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يصلى نحو بيت المقدس فنزلت " قد نرى تقلب وجهك فى السمآء فلنولينك قبلة ترضاها فولّ وجهك شطر المسجد الحرام" فمرّ رجل من بنى سلمة وهم ركوع فى صلاة الفجر وقد صلوا ركعة فنادى الا إنّ القبلة قد حولت فمالوا كما هم نحو القبلة

 

Dari Sahabat Anas RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah melakukan shalat menghadap baitul maqdis, lalu turunlah ayat : sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu suka, palinngkanlah mukamu ke arahnya. Kemuadian seorang laki-laki dari Bani Salamah barjalan, sedang mereka semua dalam keadaan ruku’ dalam shalat subuh dan mereka telah menyelesaikan satu rakaat lalu ia berkata : ketahuilah sesungguhnya kiblat telah dipindahkan, lalu mereka berpaling menghadap kiblat yang dimaksud. (HR. Muslim)

إذا قمت إلى الصلاة فأسبغ الوضوء ثمّ استقبل القبلة فكبّر

Bila kamu hendak shalat maka sempurnakanlah wudlu’ lalu menghadaplah ke kiblat kemuadian bertakbirlah. (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arah Kiblat

Menghadap kiblat adalah termasuk salah satu syarat sahnya salat kecuali dalam dua keadaan, yaitu pada saat sangat ketakutan dan salat Sunnah...